Cocopeat Serbuk Kulit Buah Kelapa

Cocopeat Serbuk Kulit Buah Kelapa
Kulit kelapa terdiri dari serat dan gabus sebagai penghubung antar serat, dan Cocopeat adalah gabus berbentuk serbuk halus yang dihasilkan dari proses penghancuran kulit buah kelapa yang sudah tua, untuk menghasilkan serat atau sabut kelapa yang lebih dikenal coco fiber. Kulit kelapa yang belum di olah bukanlah cocopeat.

Variasi Bentuk Cocopeat
serbuk kulit kelapa sebelum diolah menjadi cocopeat, maka harus melalui proses pencucian, pemanasan, penyaringan lalu pemeriksaan teliti.
Cocopeat yang dihasilkan akan dibagi ke dalam berbagai tingkat butiran dan kepadatan kemudian masuk dalam tahap pengemasan.
Cocopeat umumnya dikemas dalam bentuk kemasan serbuk curah atau dalam kemasan kompres atau padat atau berbentuk balok/briket, lempengan papan, dan lempengan cakram.

Coco peat memiliki beberapa keunggulan sebagai media tanam. diantaranya adalah kemampuan mengingat air (water holding capacity) atau hidrofilik (suka air). Coco peat memiliki kemampuan menyimpan air yang sangat besar, bisa menyerap air lebih dari setengah massanya, Karena sifatnya yang mampu menyimpan air, media ini hanya cocok digunakan di daerah-daerah yang panas dan kering. coco peat juga mengandung tannin. Kandungan tannin ini tidak baik untuk tanaman.

Serbuk kulit kelapa atau cocopeat atau sekam buah kelapa sangat bagus digunakan sebagai media tanam karena dapat menyerap air dan menggemburkan tanah, biasanya digunakan untuk budidaya hortikultura, termasuk sebagai media tanam hidroponik sebagai pengganti media tanah. Penggunaan cocopeat sebagai media tanam biasanya dengan cara menambahkan air untuk menguraikan, mengembangkan, dan menganginkannya. Cocopeat juga dapat digunakan sebagai media ternak cacing, bahan baku panel untuk furniture atau partikel papan untuk mebel, dan sebagai bahan bakar dalam pembuatan batu bata.

Kekurangan Cocopeat sebagai media tanam adalah kandungan nutrien yang rendah, sehingga perlu ditambahkan kompos atau pupuk organik lain serta sekam. hindari air berlebih karena jika cocopeat terlalu lembab dapat menyebabkan busuk akar.
Cocopeat alami mempunyai kadar pH pada kisaran 5,8 sampai 6 yang berarti sedikit asam. Namun, pada beberapa tanaman budidaya yang populer seperti mangga, kisaran pH ini merupakan kisaran pH optimal mereka untuk tumbuh dengan baik (kebutuhan pH tanaman umumnya 5,5-6,5).

Cocopeat secara alami masih mengandung fungi Trichoderma sp. untuk membuat cocopeat menjadi steril adalah dengan menggunakan hidrogen peroksida. Ada pula cocopeat berkualitas buruk yang masih mengandung sisa-sisa garam atau tannin sehingga perlu dibersihkan berkali-kali agar garam dan tannin hilang, tannin membuat tanaman jadi kuntet, kerdil, dan menguning.
Kandungan klor (Cl) pada cocopeat masih tinggi sehingga bila bereaksi dengan air akan membentuk senyawa asam klorida (HCl) yang membawa sifat asam. Pencucian sempurna cocopeat akan membuat kandungan klor hilang.

Pada budidaya jamur, cocopeat sangat cocok digunakan sebagai substrat. Substrat cocopeat menyediakan nutrisi yang baik bagi pertumbuhan jamur karena cocopeat mengandung selulosa dan lignin yang tinggi.
Cocopeat merupakan bahan absorben yang baik. Cocopeat kering dapat menyerap minyak pada lantai yang licin. Bahan ini juga dapat digunakan sebagai alas tidur hewan ternak dan hewan peliharaan karena dapat menyerap kotoran hewan dengan baik. Cocopeat dapat digunakan ulang hingga 3 kali pemakaian.

Cocopeat Serbuk Kulit Buah Kelapa Media Tanam Alternatif Selain Tanah

VCO adalah minyak kelapa, tapi minyak kelapa belum tentu VCO

Perbedaan VCO dengan Minyak Kelapa bukan VCO. Berdasarkan cara pengolahan dan kualitasnya, maka minyak kelapa yang ada dipasaran dikelompo...