Jarak tanam yang optimal antara tanaman penghasil gaharu dengan pohon kelapa adalah 4 meter.
Jarak tanam berkaitan dengan intensitas cahaya, semakin jauh jarak tanaman penghasil gaharu dari pohon kelapa, maka intensitas cahaya yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman penghasil gaharu semakin besar, sebaliknya jika jarak tanaman penghasil gaharu semakin dekat dengan pohon kelapa maka intensitas cahaya yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman penghasil gaharu semakin kecil.
intensitas cahaya yang semakin besar membuat tanaman penghasil gaharu dapat tumbuh optimal di areal perkebunan kelapa.
Pola tanam tumpangsari artinya menanam dua atau lebih jenis tanaman pada satu lahan. Cara ini memang lebih efektif untuk Optimalisasi Pemanfaatan dan produktifitas lahan.
Memiliki dua produk pertanian adalah lebih aman untuk mengantisipasi jika satu diantara produk pertanian harganya turun atau tanaman utama belum berproduksi, yang jelas pertanian polykultur dilakukan untuk meningkatkan pendapatan petani pada lahan yang minim. tumpang sari antara kelapa dengan gaharu dapat dilakukan sejak tanaman kelapa berumur empat tahunan. Karena kedua jenis tanaman itu mempunyai karakter yang berbeda. Kalau kelapa mempunyai batang yang gemuk (besar) dengan pelepah daun yang panjang sehingga membutuhkan lahan yang luas dari jarak tanamnya. Sementara gaharu memiliki sifat batang yang tegak lurus menjulang ke atas. Pada saat umur kelapa tidak produktif lagi, maka gaharu menjadi tanaman utama.
Sistem tanam tumpangsari atau polykultur menjadi pilihan yang harus dipertimbangkan saat akan mulai berkebun kelapa. Ada 2 jenis tumpangsari kelapa, yaitu tumpangsari sepanjang tahun dan tumpangsari sementara yang dilakukan hanya sebelum kelapa berbuah. seperti penanaman padi gogo, kedelai, jagung, ubi kayu, ubi jalar, cabai, keladi, dan pisang. Contoh tumpangsari sepanjang tahun adalah menanam pohon gaharu di sela pohon Kelapa.
Tumpangsari kelapa dengan gaharu, memiliki keuntungan ekonomis. juga keuntungan lain karena Tanaman gaharu dipecaya dapat memperbaiki struktur hara tanah, dan juga bisa membantu menahan air tanah saat musim hujan. Perawatan tanaman gaharu di antara kelapa tidak memerlukan teknik khusus. Bahkan, limbah dari pohon kelapa bisa dijadikan pupuk bagi gaharu dan kelapa sendiri. Yakni dengan memanfaatkan limbah pelepah kelapa menjadi arang yang dijadikan pupuk kelapa maupun gaharu, jika areal tanah yang ditanam memiliki PH asam dan kesuburan rendah.
Meski terjadi kompetisi dalam hal Nutrisi atau unsur hara dan cahaya antara tanaman penghasil gaharu dengan tanaman kelapa, namun jika ditanam dengan teratur maka hasilnya akan maksimal, dan tidak ada masalah semuanya bisa tumbuh dan berproduksi sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kriteria: Gaharu Kelas Super. Berat: 4,78 gram. Karakter: Keras dan tenggelam dalam air. Kondisi Kering. Warna Agak hitam. Ada tatakan (dudukan) yang juga dari batang kayu gaharu (bukan getah). |
Sekilas Mengenai Gaharu
Gaharu adalah substansi aromatic yang berupa gumpalan getah kering atau resin atau gubal yang berwarna coklat muda sampai hitam yang aromanya sangat harum yang terdapat diantara sel sel kayu pohon genus Aquilaria.
Tidak semua pohon Aquilaria menghasilkan gaharu. karena getah hanya akan keluar jika Aquilaria terinfeksi oleh kapang atau fungus Phialophora Parasitica. Getah ini akan menggumpal di dalam batang Aquilaria.
Gaharu murni diperdagangkan dalam bentuk kayu, serbuk dan minyak atau parfum. Kayu gaharu disebut juga sebagai aloeswood, agarwood, heartwood, eaglewood.
Manfaat Gaharu
Manfaat Gaharu
Di wilayah benua Eropa, gaharu digunakan sebagai bahan obat kanker. Di negara India, gaharu banyak digunakan sebagai bahan obat tumor usus.
Manfaat dari gaharu yang berhasil diteliti yaitu sebagai obat penghilang stress dan sebagai stimulant kerja syaraf, sebagai bahan obat sakit perut, bahan obat asma, bahan obat anti mikroba, bahan obat hepatitis, bahan obat gangguan ginjal, bahan obat pembengkakan liver dan sirosis (suatu kondisi di mana jaringan hati yang normal digantikan oleh fibrosis yang terbentuk melalui proses bertahap) serta untuk kesehatan pencernaan dan sebagai Aroma terapi untuk kesegeran tubuh.
Gaharu dapat di olah menjadi parfum yang mahal harganya, parfum dari gaharu memiliki aroma yang khas dan tahan lama, Gaharu sering dijadikan sebagai benda koleksi pribadi yang bernilai tinggi, dan digunakan sebagai perlengkapan ritual keagamaan yaitu seagai dupa, gaharu juga sering dikaitkan dengan hal yang berbau mistik.
Kualitas Gaharu
Semakin hitam warnanya maka semakin tinggi kwalitasnya dan semakin mahal pula harganya dibanding dengan yang berkualitas rendah yang warnanya kecoklatan. Gaharu kwalitas tinggi dikenal dengan nama Agarwood Black Super yang menghasilkan aroma harum yang sangat khas hingga hampir tidak mungkin disintetis. Pembuatan gaharu sintetis akan lebih mahal dibanding dengan gaharu alam.
Proses Terjadi Gaharu
Terjadinya gaharu karena adanya pelakuan yang dibuat terhadap beberapa jenis pohon untuk menghasilkan gaharu. Perlakuan secara tradisional dengan melukai pohon dengan di sayat atau di paku, perlakuan secara modern dengan menyuntikkan jamur Fusarium Oxyporus, atau jamur Phialophora Parasitica kedalam pohon.
Setelah adanya perlakuan tersebut maka tumbuhan Aquilaria untuk mempertahankan diri yang sudah terinfeksi jamur akan mengeluarkan getah atau disebut juga resin. Resin selanjutnya akan menggumpal dan membentuk gubal, pembentukan gubal berlangsung sangat lambat, bisa puluhan bahkan ratusan tahun.
Pohon Penghasil Gaharu
Tanaman penghasil gaharu termasuk tanaman yang tahan kekeringan, dan tahan hidup di bawah naungan. Aquilaria berkembangbiak dengan biji. Biji mudah dikecambahkan ditempat yang lembab dan hangat serta harus terlindung dari panas matahari. Buah Aquilaria berupa polong yang keras, dengan panjang antara 2,5 centimeter sampai 3 centimeter.
Tumbuhan Marga Aquilaria terdiri dari 22 spesies, dan yang bisa di infeksi dengan jamur Phialophora Parasitica hanya 8 spesies yaitu: Aquilaria Malaccensis, Aquilaria Grandiflora, Aquilaria Agallocha, Aquilaria Crassna, Aquilaria Ophispermum, Aquilaria Sinensis, Aquilaria Yunnanensis, Aquilaria Pentandra. Dan yang paling potensial menghasilkan gaharu adalah Aquilaria Malaccensis dan Aquilaria Agallocha.
Tumbuhan Marga Aquilaria yang tidak terinfeksi Phialophora Parasitica, adalah kayu yang tidak harum, berbeda dengan pohon cendana atau dikenal dengan nama Sandal Wood atau Santalum Album yang kayunya memang harum walau tanpa terinfeksi jamur.
Kapang atau jamur marga (genus) Phialophora terdiri dari 8 spesies, dan yang berfungsi untuk menginfeksi Aquilaria hanya Phialophora Parasitica. Spesies Phialophora lainnya merupakan jamur patogen, yang juga bisa menginfeksi manusia dan menimbulkan gangguan penyakit.
Manfaat dari gaharu yang berhasil diteliti yaitu sebagai obat penghilang stress dan sebagai stimulant kerja syaraf, sebagai bahan obat sakit perut, bahan obat asma, bahan obat anti mikroba, bahan obat hepatitis, bahan obat gangguan ginjal, bahan obat pembengkakan liver dan sirosis (suatu kondisi di mana jaringan hati yang normal digantikan oleh fibrosis yang terbentuk melalui proses bertahap) serta untuk kesehatan pencernaan dan sebagai Aroma terapi untuk kesegeran tubuh.
Gaharu dapat di olah menjadi parfum yang mahal harganya, parfum dari gaharu memiliki aroma yang khas dan tahan lama, Gaharu sering dijadikan sebagai benda koleksi pribadi yang bernilai tinggi, dan digunakan sebagai perlengkapan ritual keagamaan yaitu seagai dupa, gaharu juga sering dikaitkan dengan hal yang berbau mistik.
Kualitas Gaharu
Semakin hitam warnanya maka semakin tinggi kwalitasnya dan semakin mahal pula harganya dibanding dengan yang berkualitas rendah yang warnanya kecoklatan. Gaharu kwalitas tinggi dikenal dengan nama Agarwood Black Super yang menghasilkan aroma harum yang sangat khas hingga hampir tidak mungkin disintetis. Pembuatan gaharu sintetis akan lebih mahal dibanding dengan gaharu alam.
Proses Terjadi Gaharu
Terjadinya gaharu karena adanya pelakuan yang dibuat terhadap beberapa jenis pohon untuk menghasilkan gaharu. Perlakuan secara tradisional dengan melukai pohon dengan di sayat atau di paku, perlakuan secara modern dengan menyuntikkan jamur Fusarium Oxyporus, atau jamur Phialophora Parasitica kedalam pohon.
Setelah adanya perlakuan tersebut maka tumbuhan Aquilaria untuk mempertahankan diri yang sudah terinfeksi jamur akan mengeluarkan getah atau disebut juga resin. Resin selanjutnya akan menggumpal dan membentuk gubal, pembentukan gubal berlangsung sangat lambat, bisa puluhan bahkan ratusan tahun.
Pohon Penghasil Gaharu
Banyak jenis pohon dalam Genus Aquilaria atau Marga Aquilaria yang dapat menghasilkan gaharu, dan yang memiliki nilai ekonomis tertinggi adalah jenis Aquilaria Malaccensis karena memiliki mutu yang sangat baik.
Aquilaria Malaccensis dijumpai di Indonesia, Singapura, Malaysia, Myanmar, Thailand, Filipina, Laos, Banglades, Bhutan, India dan Iran.
Marga Aquilaria adalah pohon dengan tinggi mencapai 20 meter dengan diameter batang 60 centimeter, tumbuh di hutan hujan tropika basah, mulai dari ketinggian 0 meter dari permukaaan laut sampai dengan 1.000 meter dari permukaan laut. Aquilaria bisa hidup pada berbagai jenis tanah. pada tanah humus, tanah berpasir, tanah lempung, tanah berkapur, sampai tanah berbatu. Meskipun Aquilaria tahan hidup di berbagai macam tanah, tetapi akan tumbuh optimal di tanah humus yang subur, dengan topsoil cukup tebal.Tanaman penghasil gaharu termasuk tanaman yang tahan kekeringan, dan tahan hidup di bawah naungan. Aquilaria berkembangbiak dengan biji. Biji mudah dikecambahkan ditempat yang lembab dan hangat serta harus terlindung dari panas matahari. Buah Aquilaria berupa polong yang keras, dengan panjang antara 2,5 centimeter sampai 3 centimeter.
Tumbuhan Marga Aquilaria terdiri dari 22 spesies, dan yang bisa di infeksi dengan jamur Phialophora Parasitica hanya 8 spesies yaitu: Aquilaria Malaccensis, Aquilaria Grandiflora, Aquilaria Agallocha, Aquilaria Crassna, Aquilaria Ophispermum, Aquilaria Sinensis, Aquilaria Yunnanensis, Aquilaria Pentandra. Dan yang paling potensial menghasilkan gaharu adalah Aquilaria Malaccensis dan Aquilaria Agallocha.
Tumbuhan Marga Aquilaria yang tidak terinfeksi Phialophora Parasitica, adalah kayu yang tidak harum, berbeda dengan pohon cendana atau dikenal dengan nama Sandal Wood atau Santalum Album yang kayunya memang harum walau tanpa terinfeksi jamur.
Kapang atau jamur marga (genus) Phialophora terdiri dari 8 spesies, dan yang berfungsi untuk menginfeksi Aquilaria hanya Phialophora Parasitica. Spesies Phialophora lainnya merupakan jamur patogen, yang juga bisa menginfeksi manusia dan menimbulkan gangguan penyakit.